Jumat, 07 September 2012

Mahasiswa dan Kebebasannya

Mengenai kebebasan, kebebasan dimana mereka berhak mengatakan apapun yang mereka suka, mereka rasa, mereka pikir, dan mereka anggap sebagai bentuk aspirasi murni mereka, Mahasiswa!!
Mahasiswa telah mendapat kebebasan tanpa kekangan. Mempunyai hak mengutarakan pikiran-pendapat-perasaan, berekspresi dan berkumpul secara damai. Mahasiswa mampu menantang ide-ide penguasa dengan bukti, bukti bahwa apa yang telah mereka katakan itu benar, dengan menelusuri permasalahan sampai ke akar-akarnya. Dengan sifat intelektualitas dalam berpikir, merdeka, serta berani menyatakan kebenaran apa adanya, dengan cara mereka sendiri. Namun sikap kritis mahasiswa ini sering kali membuat para pemimpin yang tidak berkompeten itu menjadi gerah dan cemas. Para penguasa beserta kolega-koleganya yang hanya mendahulukan kepentingan besar ketimbang kepentingan rakyatnya, jauh dari peduli terhadap realitas kesulitan dan problematika rakyat. Dan permasalahan ini tidak terlepas dari tanggung jawab saya, anda, kita dan mereka, Mahasiswa!!
Para mahasiswa merupakan komunitas elite yang patut diperhitungkan. Tidak hanya faham teknologi atau ilmu-ilmu social lainnya, namun disini mahasiswa sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir, membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mahasiswa masih belum terkotori oleh kepentingan pribadi dan beban posisi. Mahasiswa masih bebas menempatkan diri pada tempat yang mereka anggap terbaik, dengan kenetralan, idealisme dan independennya yang hanya memihak kepada kebenaran.
Mahasiswa sebagai tonggak perubahan bangsa, sebagai seorang pembelajar, bagian masyarakat dan panutan yang berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya, dan pola berfikirnya, sehingga mahasiswa memiliki peran yang komleks dan menyeluruh. Bahu-membahu menghadapi permasalahan globalisasii. Ide dan pemikiran cerdas mereka yang dapat merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama.
Terlepas dari hak kebebasannya, ternyata masih banyak mahasiswa yang tidak dapat bersikap seperti apa yang menjadi harapan masyarakat selama ini. mereka kurang mengontrol diri sendiri, dengan mengartikan kebebasan secara menyimpang. Termasuk sikap hedonis dan materialis, perilaku yang tidak lagi mencerminkan sosok pelajar yang maha, seperti; hura-hura, narkoba, dan freesex yang merajarela. Selain itu ada lagi demo mahasiswa yang dilakukan dengan cara hewani sekali, mereka yang lebih menggunakan otot ketimbang otak. Sifat kritis, demokratis berubah menjadi sadis. Ini cendrung karena emosi dan pembahasan konsep yang tidak matang, sehingga memandulkan pemikiran mereka yang wajar. Sangat berbeda dengan kedudukan mahasiswa sebagai orang yang terpelajar dan intelektual terdidik. Mahasiswa seharusnya menyadari posisi strategisnya, berupaya untuk mewujudkan hal tersebut ke dalam sebuah tindakan-tindakan yang rasional dan dewasa. Tapi untungnya tidak semua mahasiswa berperilaku seperti itu. Saya, anda, kita, kalian tidak seperti itu, bukan!!



Selama ini mahasiswa melakukan aksi-aksi turun ke jalan dalam mengkritisi dan teriakan-teriakan penuh propaganda idealisme dan revolusi. Sifat mereka yang kritis, vokal dan pintar. Namun, persoalan tidak terpecahkan sampai disitu saja. Mahasiswa dan kebebasannya, tidak hanya disini saja, melelahkan!! Masih ada alat yang mampu menuangkan kebebasan mahasiswa, tanpa lelah, tanpa berteriak. Media, dimana media sebagai Aparatus Negara yang mampu menjalankan fungsinya secara halus, dengan menanamkan ideology-ideologi dalam kehidupan masyarakat kedalamnya, seperti pendidikan, keluarga, hukum, politik, komunikasi, bahkan kebudayaan. Hal ini akan lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat dan ini waktunya mahasiswa berperan dalam kebebasannya beropini. Mahasiswa mempunyai peluang besar dalam menanamkan ideologi-ideologi baru mereka kepada media, melihat syarat pelaku penyebaran opini perlu memiliki kredibilitas moral dan kredibilitas intelektual, bukannya ini sudah dimiliki semua oleh mahasiswa? Jadi apa susahnya!!
Mahasiswa sebagai calon pemimpin, orang tua dan masa depan bangsa, tidak terlepas dengan pemikirannya bahwa Pentingnya menghormati hak-hak orang lain untuk berbicara dan memiliki pendapat yang berbeda. Dan disini mahasiswa bukan sebagai pengamat, melainkan sebagai pengubah bangsa, penghapus semua ketidakadilan, pembodohan besar-besaran, penindasan terhadap hak-hak rakyat dan korupsi yang kian menjadi profesi. Dimana rakyat yang tolol semakin tolol, yang miskin semakin miskin, yang ini semua tidak jauh-jauh dari Kegenitan Penguasa. Semoga mahasiswa mampu berperan sebagai koreksi kontrol perbaikan kualitas hidup bangsa, menuju rakyat yang adil, makmur, dan sejahtera. Mulailah dari hal kecil yang berdampak besar. Dan bersiaplah untuk menantang diri sendiri, Mahasiswa!!

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More